Berita  

Fashion Show Batik Kemang Meriahkan Kabogorfest 2025

BOGOR. bisik-news.com – Kemeriahan Kabogorfest 2025 semakin terasa dengan digelarnya Fashion Show Batik Kemang dengan tema Kemang dalam warna dan warisan, menuju Green Economy dan Smart Village yang berlangsung Minggu (22/6/25), yang menampilkan karya-karya terbaik hasil kreativitas UMKM lokal. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang unjuk bakat dan karya, tetapi juga menegaskan posisi Batik Kemang sebagai salah satu ikon budaya dan ekonomi kreatif Kabupaten Bogor.

Ketua Panitia Hari Jadi Bogor ke-543, Yudi Santosa menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada berbagai pihak yang turut andil dalam memajukan potensi UMKM dan batik lokal. Khususnya, kepada Forum UMKM dan Manajemen Atiro yang memberikan ruang ekspresi bagi Batik Kemang, serta peran komunitas kreatif Pakuan yang terus mendorong semangat memajukan produk lokal.

Kalau ingin berkembang, tentu harus diwujudkan dengan kolaborasi. Hari ini kita menyaksikan semangat itu hadir nyata. Dari Batik Kemang, kami berharap akan tumbuh kampung-kampung batik di seluruh 40 kecamatan se-Kabupaten Bogor,” ujar Ketua Panitia.

Menurutnya, langkah konkret pun mulai disiapkan. Pemerintah Kabupaten Bogor melalui sinergi dengan UNPAK, Camat Kemang, Dinas Koperasi dan UMKM serta Dinas Perdagangan akan mengawal keberlanjutan kampung batik sebagai ikon baru Bogor.

Bahkan, dalam waktu dekat, sebuah terobosan kompetitif akan digelar yakni, lomba desain batik antar-kecamatan yang melibatkan para ibu dari Dharma Wanita Persatuan (DWP). Tujuannya bukan sekadar kompetisi, melainkan menjadi wadah pelatihan dan pengembangan kreativitas membatik di tiap wilayah.

“Insya Allah bulan Agustus nanti, kita gelar lomba desain batik dari 40 kecamatan. Ini bukan sekadar lomba, tapi gerakan membangun identitas budaya lokal yang produktif dan membanggakan,” tambahnya.

Baca Juga  Booth Inspektorat Kabupaten Bogor Jadi Magnet Pengunjung di KabogorFest 2025

Semangat kolaborasi inilah yang diyakini akan menjadi kunci dalam mewujudkan Kabupaten Bogor yang maju, berbudaya, dan sejahtera. Pihaknya juga menyampaikan bahwa Bupati Bogor turut memberikan apresiasi atas inisiatif ini, dan berharap program ini terus mendapat dukungan dari seluruh elemen masyarakat.

“Ini bukan hanya soal batik. Ini soal bagaimana kita menyatukan langkah, menyulam masa depan ekonomi kreatif Bogor dengan gotong royong dan kebanggaan terhadap budaya sendiri,” imbuhnya.

Kemudian, mewakili Bupati Bogor, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM, Iman Wahyu Budiana menyampaikan terima kasih atas partisipasi berbagai pihak yang telah mendorong lahirnya inisiatif batik Kemang sebagai identitas budaya dan ekonomi kreatif Kabupaten Bogor.

“Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Rektor Universitas Pakuan yang telah menggagas solusi terhadap persoalan limbah produksi batik. Melalui kolaborasi ini, kita telah berhasil menekan dampak limbah di kawasan Kemang secara signifikan,” ujar Iman.

Iman juga memberikan apresiasi kepada para pengrajin batik, khususnya kaum ibu yang telah menunjukkan dedikasi dalam mengembangkan Batik Kemang. Pemerintah Kabupaten Bogor telah mendukung melalui pemberian bantuan alat produksi, serta pelatihan-pelatihan dasar. Namun demikian, Iman menegaskan, pelatihan lanjutan dan pendampingan akan terus diperkuat di masa depan.

Lebih lanjut, Iman menjelaskan strategi pemasaran batik Kemang ke depan akan dikaitkan dengan program nasional Koperasi Desa Merah Putih. Kabupaten Bogor, dengan 435 desa, memiliki potensi besar untuk menjadikan batik sebagai produk unggulan setiap desa. Jika rata-rata tiap desa melibatkan 10 orang pengurus koperasi, maka akan lahir ribuan duta batik baru di seluruh penjuru Kabupaten Bogor.

Baca Juga  Bupati Garut Tinjau Langsung Kesehatan Hewan Kurban di Malangbong

“Batik Kemang ke depan tidak berdiri sendiri. Kita mendorong inovasi batik dari kecamatan lain agar muncul diferensiasi desain dan karakter. Dengan kompetisi sehat, akan tumbuh semangat saling membangun, bukan saling melemahkan,” tegasnya.

Ditempat yang sama, Rektor Universitas Pakuan Bogor, Didik Notosudjono menambahkan, Batik Kemang kini tidak hanya unggul dalam nilai budaya dan ekonomi, tapi juga menjadi pionir dalam penerapan teknologi ramah lingkungan. Instalasi pengelolaan air limbah berbasis elektrokoagulasi yang terintegrasi dengan kecerdasan buatan (AI) dan Internet of Things (IoT) menjadi solusi inovatif dalam mendukung *green economy* berkelanjutan.

Upaya ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs), di mana produksi batik yang ramah lingkungan menjadi bukti nyata bahwa pelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat berjalan berdampingan.

“Kolaborasi pentaholikyang melibatkan akademisi, pelaku bisnis, komunitas, pemerintah, dan media harus terus dikawal dan diperkuat. UNPAK dengan nilai-nilai Silih Asih, Silih Asah, Silih Asuh, dan Silih Honéan, siap terus menjadi mitra strategis dalam mengawal transformasi ini menuju kawasan yang cerdas dan berdaya saing,” imbuhnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *