Terkait tudingan bahwa pasien mengalami pemasangan infus hingga lima kali oleh tenaga medis, Fusia menegaskan bahwa pihaknya telah memeriksa catatan medis serta data penggunaan logistik, termasuk abbocath (alat pemasangan infus). Hasil penelusuran tidak menunjukkan adanya permintaan abbocath tambahan yang mengarah pada penggunaan berulang di luar prosedur.
“Kami tengah mengidentifikasi seluruh tenaga yang bertugas malam itu, termasuk koas yang terlibat, untuk mendapatkan informasi yang lengkap. Kami tidak menutup mata atas ketidaknyamanan yang mungkin dialami pasien dan keluarga,” imbuhnya.
Selain itu, edukasi kepada keluarga pasien telah disampaikan agar segera kembali ke IGD jika kondisi memburuk. Namun Dinkes mengakui bahwa informasi ini tampaknya tidak diterima secara menyeluruh oleh pihak keluarga, sehingga pasien akhirnya memilih berobat ke fasilitas kesehatan lain saat kondisinya menurun.
“Pelayanan kesehatan di Kabupaten Bogor mengedepankan prinsip optimal dan sesuai prosedur. Kami terbuka terhadap masukan dan terus melakukan evaluasi internal. Tidak ada itikad untuk menutup-nutupi fakta. Kami juga menjalin komunikasi intensif dengan pasien dan keluarga,” tegas Fusia.
Pemerintah Kabupaten Bogor mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi informasi yang belum terverifikasi. Dinkes membuka ruang pengaduan resmi bagi masyarakat yang ingin menyampaikan keluhan atau masukan terkait pelayanan kesehatan.