bisik-news.com – Siapa yang tak kenal sensasi nyeri berdenyut, menusuk, bahkan seperti disayat-sayat di dalam rongga mulut? Gejala tersebut biasanya menandakan satu masalah klasik yang sering dianggap sepele namun menyiksa: sakit gigi berlubang.
Tak sekadar gangguan ringan, sakit gigi akibat gigi berlubang bisa mengganggu aktivitas sehari-hari, menurunkan nafsu makan, hingga mengacaukan waktu tidur. Namun, banyak yang belum memahami bahwa lubang kecil di gigi adalah hasil dari proses panjang yang bermula dari aktivitas bakteri.
Bakteri: Musuh Tak Terlihat di Balik Sakit Gigi
Sakit gigi berlubang tidak terjadi secara instan. Prosesnya dimulai dari menumpuknya sisa makanan manis dan lengket di permukaan gigi. Jika tidak segera dibersihkan, bakteri akan mengubah sisa makanan tersebut menjadi asam yang perlahan mengikis lapisan enamel—lapisan pelindung terluar gigi.
Pada tahap awal, kerusakan mungkin hanya terlihat sebagai bercak putih atau noda samar. Namun seiring waktu, kerusakan menembus enamel dan mencapai dentin, lapisan di bawahnya yang memiliki saluran-saluran kecil menuju saraf gigi. Di sinilah biasanya rasa ngilu mulai muncul, terutama saat mengonsumsi makanan atau minuman panas, dingin, atau manis.
Jika dibiarkan, infeksi bisa mencapai pulpa—bagian terdalam gigi yang berisi saraf dan pembuluh darah. Rasa sakit akan semakin parah, sering disertai pembengkakan gusi, bahkan demam. Dalam kasus serius, infeksi dapat menyebar ke jaringan sekitar dan menyebabkan komplikasi lebih lanjut.