“Bogor dibangun bukan oleh satu tangan, melainkan oleh ribuan hati yang mencintainya. Setiap capaian bukan milik individu, tapi milik bangsa. Inilah semangat kebangsaan yang harus terus kita jaga,” ucap Rudy penuh semangat.
Tak hanya menyoroti pencapaian, Rudy pun menyampaikan permohonan maaf atas kekurangan selama masa kepemimpinannya bersama jajaran. Ia menekankan bahwa pembangunan adalah proses estafet yang harus diteruskan secara berkelanjutan oleh generasi penerus.
“Kami hanya melanjutkan jejak para pemimpin terdahulu. Semua kemajuan hari ini adalah buah dari pengabdian panjang banyak tokoh dan rakyat. Tugas kita adalah melanjutkan dengan semangat yang lebih kuat,” tuturnya.
Di akhir pidato, Rudy menekankan pentingnya menjaga akar sejarah dan nilai-nilai lokal yang menjadi fondasi berdirinya Indonesia. Dalam semangat “Kuta Udaya Wangsa”, ia menegaskan bahwa Bogor harus menjadi pusat kebangkitan, tidak hanya dalam aspek ekonomi dan pembangunan, tetapi juga budaya, karakter, dan persatuan nasional.
“Bogor harus dibangun oleh mereka yang mencintainya dengan jiwa dan raga. Bukan hanya lewat program, tetapi dengan nilai, visi, dan keberanian menjaga identitas dan kehormatan daerah,” pungkasnya.