Lebih lanjut, Imas menyatakan komitmennya untuk membawa berbagai program dari Komisi VI DPR RI ke Kabupaten Garut, khususnya dalam bidang perbankan dan koperasi. Ia menyebut akan mendorong pemanfaatan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebagai solusi alternatif terhadap pinjaman online dan praktik bank emok.
Ia juga mengajak masyarakat Garut untuk aktif dalam program Kementerian Koperasi seperti Koperasi Merah Putih. “Ke depan, Wahegar harus menjadi penggerak, pengkritik, sekaligus pengawas jalannya pemerintahan,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Wahegar, Susi Susilawati, menyampaikan keinginannya untuk terus bersinergi dengan pemerintah daerah dalam upaya peningkatan kualitas perempuan Garut.
“Perempuan Garut harus maju, berkualitas, dan mampu mengembangkan SDM yang dimiliki. Tema berkebaya sendiri menjadi simbol keanggunan dan jati diri wanita Indonesia,” tutur Susi.
Ia berharap kebaya tetap dilestarikan di tengah arus modernisasi, sebagai bagian dari identitas budaya perempuan yang anggun dan bermartabat.
Ketua Pelaksana Milad Wahegar, Ani Suhartini, menambahkan bahwa semangat Wahegar terinspirasi dari para pahlawan perempuan Indonesia seperti Lasminingrat, Cut Nyak Dhien, RA Kartini, dan Dewi Sartika.
“Segala langkah perjuangan, sekecil apapun, akan menjadi jejak sejarah. Wahegar harus tetap jaya dan menjadi tonggak perjuangan perempuan Garut hingga 100 tahun ke depan,” ucap Ani penuh haru.
Acara Milad ini tidak hanya menjadi ajang selebrasi, tetapi juga momen konsolidasi semangat perempuan untuk terus berkiprah membawa perubahan positif bagi Garut dan dunia.
